Di Indonesia sendiri, pantun sering di gunakan di berbagai acara adat seperti adat lampung ketika keluarga mempelai pria yang ingin masuk ke daerah mempelai wanita, begitu juga dengan adat betawi dan adat- adat lainnya di Indonesia.
Pantun Teka Teki
Jika kecil boleh ditiup
Sudah besar jangan lagi
Kalau tercucuk ia meletup
Kalau terlepas terbang tinggi(Balon)
Suka ikan
Takut kecoa
Tepuk tangan
Lalu berdo’a(tepuk nyamuk)
Walau dibungkus bukan kiriman
Sudah takdir Tuhan yang satu
Meskipun ditanam bukan tanaman
Cobalah tebak apakah itu?(Mayat)
Pergi ke pasar naik becak
Cukup bayar dua ribu
Kepala satu matanya banyak
Pasti kau tak tahu?(Buah nanas)
Jatuh kepleset kena batu
Eh gigi tinggal satu
Kecepit njerit lalu bau
Eh jadi malu?(kentut)
Mulut manis hati nak baik
Itulah turun temurun
Benda apa yang akan naik
Jika saja hujan turun(payung)
Ada sebiji roda pedati
Bentuknya bulat daripada besi
Bila bermain diikat sekuat hati
Dilempar hidup dipegang mati?(Gasing)
Siapapun bisa dibikin megap-megap
Tak tahu diri bikin malu
Seribu orang tak bisa tangkap
Dengan satu jarimalah ketemu(upil)
Jika tuan membeli tikar,
Tikar anyaman dari mengkuang ;
Kalau Tuan bijak pintar;
Ular apa membelit pinggang? (Tali Pinggang)
Orang bekerja diberikan upah,
Hidangan disaji dalam talam;
Gajah putih ditengah rumah,
Layar terkembang di waktu malam? (Kelambu)
Gigi berduri tatah bersigai,
Pembelah kayu ia berguna;
Jika Tuan orang nan pandai,
Benda apakah makannya dua cara? (Gergaji)
Kalau Tuan pakai lencana,
Pakailah songkok di atas kepala;
Kalau Tuan bijak laksana,
Binatang apakah tiada kepala? (Ketam)
Pisau lipat dimainnya kera,
Tangannya luka lalu terjun;
Makan kuat tak terkira,
Kenyangnya tak tahi bertimbun? (Gigi)
Tuan Puteri belajar menari,
Tari diajar oleh Pak Harun;
Kalau Tuan bijak bestari
Apa nan naik tidak pernah turun? (Umur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar